Minggu, 01 Februari 2015

Mengapa bisa ketindihan bayangan hitam gede dan seakan akan sulit bergerak dan bersuara ketika tidur ?

Pas

Pasti sebagian dari kita pernah mengalami hal serupa diatas, istilah kedokterannya adalah sleep paralisis. Tapi kita juga sebagai orang islam juga harus mengimani alam ghaib. Jin dan Syaithon itu benar-benar ada dan ada dimana-mana. Itulah mengapa dalam islam kita dianjurkan untuk membersihkan tempat tidur sebelum kita menidurinya. Terlebih bagi yang sedang singgah ke rumah orang, penginapan atau anak kost yang baru pulang dari kampung. Karena kita tidak tahu hal ghaib apa (setan apa) yang sedang tidur di atas kasur tersebut. Maka jangan tanya kenapa bisa ketindihan banyangan hitam gede atau mimpi buruk.

Simak perkataan al-Qursyi berikut :

حدثنا أبي، حدثنا هشيم بن إسماعيل بن أبي خالد عن قيس بن أبي حازم قال:
ما من فراش يكون في بيت مفروشا لا ينام عليه أحد إلا نام عليه الشيطان

“Tidak ada satu kasur pun yang tergelar di dalam suatu rumah yang tidak ditiduri oleh manusia, kecuali SETAN AKAN TIDUR DI ATAS KASUR ITU…” (Akamul Marjan fi ahkamil Jaan hal.150)

Sekadar saling mengingatkan….

Adab, Doa, dan Zikir Sebelum dan Setelah Bangun dari Tidur

بسم الله الرحمن الرحيم

Ada beberapa adab yang dianjurkan untuk dilakukan oleh seseorang sebelum dia tidur agar terhindar dari ganguan jin. Berikut ini akan kami sebutkan beberapa adab tersebut disertai dengan dalil nash pendukungnya. Di antaranya adalah:

1. Berwudhuk sebelum tidur, berbaring pada sisi tubuh bagian kanan, dan membaca doa.

Adab-adab ini terangkum di dalam hadits Al Bara` bin ‘Azib radhiallahu ‘anhu. Dia berkata:

قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وَضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الْأَيْمَنِ وَقُلْ: اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَهْبَةً وَرَغْبَةً إِلَيْكَ لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ، فَإِنْ مُتَّ مُتَّ عَلَى الْفِطْرَةِ فَاجْعَلْهُنَّ آخِرَ مَا تَقُولُ

“Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata kepadaku: Apabila engkau hendak mendatangi tempat pembaringanmu, maka berwudhuklah sebagaimana wudhukmu untuk shalat. Kemudian berbaringlah pada sisi tubuhmu yang sebelah kanan, lalu ucapkanlah:

اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَهْبَةً وَرَغْبَةً إِلَيْكَ لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ

“Wahai Allah, aku menyerahkan diriku kepada-mu, menyerahkan urusanku kepada-Mu, dan menyandarkan punggungku kepada-Mu dengan penuh rasa harap dan cemas terhadap-Mu. Tiada tempat bersandar dan tiada tempat menyelamatkan diri melainkan hanya kepada-Mu. Aku beriman terhadap kitab-Mu yang Engkau turunkan dan (beriman) terhadap Nabi-Mu yang engkau utus.”

Jika engkau meninggal (dalam keadaan demikian pada malam itu), maka engkau meninggal dalam keadaan fitrah. Jadikanlah doa ini sebagai sesuatu yang paling akhir engkau ucapkan.” [HR Al Bukhari (6311) dan Muslim (2710)]

2. Meletakkan tangan di bawah pipi sebelah kanan dan membaca doa. Membaca doa juga dilakukan ketika bangun dari tidur.

Dalilnya adalah hadits Hudzaifah ibnul Yaman radhiallahu ‘anhu, dia berkata:

“Nabi صلى الله عليه وسلم bila hendak tidur malam meletakkan tangannya di bawah pipinya kemudian berdoa:

اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَمُوتُ وَأَحْيَا

“Wahai Allah, dengan nama-Mu aku mati dan hidup.”

dan ketika bangun mengucapkan:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan hanya kepada-Nya (kami) dikumpulkan.” [HR Al Bukhari (6314) dan Muslim (2711)]

3. Sebelum naik ke pembaringan, hendaknya mengibaskan kain ke atas kasur untuk membersihkan kotoran atau sesuatu yang ghaib yang mungkin ada di kasur. Setelah itu barulah membaca doa.

Dalilnya adalah hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

إِذَا أَوَى أَحَدُكُمْ إِلَى فِرَاشِهِ فَلْيَنْفُضْ فِرَاشَهُ بِدَاخِلَةِ إِزَارِهِ فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي مَا خَلَفَهُ عَلَيْهِ ثُمَّ يَقُولُ بِاسْمِكَ رَبِّ وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِكَ أَرْفَعُهُ إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَارْحَمْهَا وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ

“Apabila salah seorang dari kalian hendak menuju ke kasurnya (untuk tidur) maka hendaklah dia mengibaskan kasurnya dengan bagian ujung kainnya, karena sesungguhnya dia tidak tahu benda apa yang tertinggal di atasnya.

4. Di antara zikir sebelum tidur adalah bertasbih tiga puluh tiga kali, bertahmid tiga puluh tiga kali, dan bertakbir tiga puluh empat kali, sehingga jumlahnya menjadi genap seratus.

Dalilnya adalah hadits Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata kepada Ali dan Fathimah radhiallahu ‘anhuma:

إِذَا أَخَذْتُمَا مَضَاجِعَكُمَا فَكَبِّرَا اللَّهَ أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ وَاحْمَدَا ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَسَبِّحَا ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ

“Apabila kalian berada di pembaringan kalian, maka bertakbirlah kepada Allah tiga puluh empat kali, bertahmidlah tiga puluh tiga kali, dan bertasbihlah tiga puluh tiga kali.” [HR Al Bukhari (3113) dan Muslim (2727)]

5. Melakukan nafts (gerakan seperti meludah tapi tanpa mengeluarkan ludah atau air liur)
pada kedua telapak tangan, lalu membaca surat Al Ikhlash, Al Falq, dan An Naas, lalu mengusapkan kedua telapak tangan ke bagian-bagian tubuh yang mudah dijangkau, seperti kepala, wajah, tangan, kaki, dan tubuh bagian depan lainnya. Hal ini diulangi sebanyak tiga kali.

Dalilnya adalah hadits Aisyah radhiallahu ‘anha, dia berkata:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ

“Bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم apabila hendak berbaring di kasurnya setiap malam, mengapitkan kedua telapak tangannya, kemudian melakukan nafts pada kedua telapak tangannya, kemudian membaca padanya “qul huwallahu ahad”, “qul a’udzu birabbil falaq”, dan “qul a’udzu birabbin naas”. Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangannya pada jasadnya semampunya, dimulai dari kepala, lalu wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukannya sebanyak tiga kali.” [HR Al Bukhari (5017)]

6. Di antara zikir sebelum tidur adalah ayat Kursi. Barangsiapa yang membacanya sebelum tidur, maka dia akan dijaga oleh Allah dan tidak akan didekati oleh syaithan sepanjang malam.

Dalilnya adalah hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu pada suatu kisah di mana Syaithan memberitahukan sebuah cara kepada Abu Hurairah agar tidak diganggu oleh syaithan ketika tidur.

إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِيِّ {اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ} حَتَّى تَخْتِمَ الْآيَةَ فَإِنَّكَ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنْ اللَّهِ حَافِظٌ وَلَا يَقْرَبَنَّكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ

“Jika engkau hendak menuju ke kasurmu, maka bacalah ayat Kursi hingga selesai. Sesungguhnya penjagaan Allah akan senantiasa ada pada dirimu dan engkau tidak akan didekati syaithan sampai pagi.” Kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم membenarkan perkataan Syaithan tersebut. [HR Al Bukhari (2311)]

7. Di antara zikir sebelum tidur adalah membaca dua ayat terakhir dari surat Al Baqarah.

Dalilnya adalah hadits Abu Mas’ud radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:

مَنْ قَرَأَ بِالْآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ

“Barangsiapa yang membaca dua ayat dari akhir surat Al Baqarah dalam satu malam, maka itu telah mencukupi baginya.” [HR Al Bukhari (5009) dan Muslim (808)]

Maksud dari kalimat “telah mencukupi baginya” adalah melindunginya dari berbagai kejelekan dan hal-hal yang tidak disukai.

8. Jangan tidur dalam posisi bertelungkup.

Dalilnya adalah hadits Ya’isy bin Thakhfah bin Qais Al Ghifari dari ayahnya, dia berkata:

فبينما أنا مضطجع في المسجد من السحر على بطني إذا رجل يحركني برجله، فقال: إن هذه ضجعة يبغضها الله. قال: فنظرت فإذا رسول الله صلى الله عليه وسلم

“Ketika aku sedang berbaring di atas perutku di mesjid di waktu sahur, tiba-tiba ada seorang lelaki yang menggerakkanku dengan kakinya sambil berkata: “Sesungguhnya ini adalah (posisi) berbaring yang dibenci Allah.” Lantas aku melihat, ternyata Rasulullah صلى الله عليه وسلم .” [HR Abu Daud (5040). Hadits shahih lighairihi.]

Di dalam riwayat Ibnu Majah:

مالك ولهذا النوم، نومة يكرهها الله أو يبغضها الله

“Mengapa engkau tidur seperti ini, tidur yang tidak disukai atau dibenci oleh Allah.” [HR Ibnu Majah (3723). Hadits shahih.]

9. Bersiwak ketika bangun tidur.

Dalilnya adalah hadits Hudzsifah radhiallahu ‘anhu, dia berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنْ اللَّيْلِ يَشُوصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ

“Nabi صلى الله عليه وسلم apabila bangun pada malam hari menggosok mulutnya dengan siwak.” [HR Al Bukhari (245) dan Muslim (255)]

10. Ketika bangun tidur mengusap kedua mata dengan kedua tangan dan membaca doa (lihat adab nomor dua). Boleh pula dilanjutkan dengan membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Ali ‘Imran.

Dalilnya adalah hadits Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma, dia berkata:

ثُمَّ اسْتَيْقَظَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَعَلَ يَمْسَحُ النَّوْمَ عَنْ وَجْهِهِ بِيَدَيْهِ ثُمَّ قَرَأَ الْعَشْرَ الْآيَاتِ الْخَوَاتِمَ مِنْ سُورَةِ آلِ عِمْرَانَ

“Kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم bangun, lalu mengusap (bekas pengaruh) tidur dari wajahnya (kedua mata), lalu membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Ali ‘Imran.” [HR Al Bukhari (4571) dan Muslim (763)]

Demikianlah beberapa adab, doa, dan zikir ketika akan tidur dan setelah bangun dari tidur. Semoga bermanfaat bagi kita semua.AAMIIN

ua.AAMIIN