Mengapa bisa ketindihan bayangan hitam gede dan seakan akan sulit bergerak dan bersuara ketika tidur ?
Pas
Pasti sebagian dari kita pernah mengalami hal serupa diatas, istilah
kedokterannya adalah sleep paralisis. Tapi kita juga sebagai orang islam juga
harus mengimani alam ghaib. Jin dan Syaithon itu benar-benar ada dan ada
dimana-mana. Itulah mengapa dalam islam kita dianjurkan untuk membersihkan
tempat tidur sebelum kita menidurinya. Terlebih bagi yang sedang singgah ke
rumah orang, penginapan atau anak kost yang baru pulang dari kampung. Karena
kita tidak tahu hal ghaib apa (setan apa) yang sedang tidur di atas kasur
tersebut. Maka jangan tanya kenapa bisa ketindihan banyangan hitam gede atau
mimpi buruk.
Simak perkataan al-Qursyi berikut :
حدثنا أبي، حدثنا هشيم
بن إسماعيل بن أبي
خالد عن قيس بن
أبي حازم قال:
ما من فراش يكون
في بيت مفروشا لا
ينام عليه أحد إلا
نام عليه الشيطان…
“Tidak ada satu kasur pun yang tergelar di dalam suatu rumah yang tidak
ditiduri oleh manusia, kecuali SETAN AKAN TIDUR DI ATAS KASUR ITU…” (Akamul
Marjan fi ahkamil Jaan hal.150)
Sekadar saling mengingatkan….
Adab, Doa, dan Zikir Sebelum dan Setelah Bangun dari Tidur
بسم الله الرحمن الرحيم
Ada beberapa adab yang dianjurkan untuk dilakukan oleh seseorang sebelum dia
tidur agar terhindar dari ganguan jin. Berikut ini akan kami sebutkan beberapa
adab tersebut disertai dengan dalil nash pendukungnya. Di antaranya adalah:
1. Berwudhuk sebelum tidur, berbaring pada sisi tubuh bagian kanan, dan membaca
doa.
Adab-adab ini terangkum di dalam hadits Al Bara` bin ‘Azib radhiallahu ‘anhu.
Dia berkata:
قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وَضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى
شِقِّكَ الْأَيْمَنِ وَقُلْ: اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ
نَفْسِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ
ظَهْرِي إِلَيْكَ رَهْبَةً وَرَغْبَةً إِلَيْكَ لَا مَلْجَأَ وَلَا
مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ
آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ
الَّذِي أَرْسَلْتَ، فَإِنْ مُتَّ مُتَّ
عَلَى الْفِطْرَةِ فَاجْعَلْهُنَّ آخِرَ مَا تَقُولُ
“Rasulullah صلى الله عليه وسلم
berkata kepadaku: Apabila engkau hendak mendatangi tempat pembaringanmu, maka
berwudhuklah sebagaimana wudhukmu untuk shalat. Kemudian berbaringlah pada sisi
tubuhmu yang sebelah kanan, lalu ucapkanlah:
اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ
أَمْرِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَهْبَةً
وَرَغْبَةً إِلَيْكَ لَا مَلْجَأَ وَلَا
مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ
آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ
الَّذِي أَرْسَلْتَ
“Wahai Allah, aku menyerahkan diriku kepada-mu, menyerahkan urusanku kepada-Mu,
dan menyandarkan punggungku kepada-Mu dengan penuh rasa harap dan cemas
terhadap-Mu. Tiada tempat bersandar dan tiada tempat menyelamatkan diri
melainkan hanya kepada-Mu. Aku beriman terhadap kitab-Mu yang Engkau turunkan
dan (beriman) terhadap Nabi-Mu yang engkau utus.”
Jika engkau meninggal (dalam keadaan demikian pada malam itu), maka engkau
meninggal dalam keadaan fitrah. Jadikanlah doa ini sebagai sesuatu yang paling
akhir engkau ucapkan.” [HR Al Bukhari (6311) dan Muslim (2710)]
2. Meletakkan tangan di bawah pipi sebelah kanan dan membaca doa. Membaca doa
juga dilakukan ketika bangun dari tidur.
Dalilnya adalah hadits Hudzaifah ibnul Yaman radhiallahu ‘anhu, dia berkata:
“Nabi صلى الله عليه وسلم
bila hendak tidur malam meletakkan tangannya di bawah pipinya kemudian berdoa:
اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَمُوتُ وَأَحْيَا
“Wahai Allah, dengan nama-Mu aku mati dan hidup.”
dan ketika bangun mengucapkan:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا
بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ
النُّشُورُ
“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami,
dan hanya kepada-Nya (kami) dikumpulkan.” [HR Al Bukhari (6314) dan Muslim
(2711)]
3. Sebelum naik ke pembaringan, hendaknya mengibaskan kain ke atas kasur untuk
membersihkan kotoran atau sesuatu yang ghaib yang mungkin ada di kasur. Setelah
itu barulah membaca doa.
Dalilnya adalah hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه
وسلم bersabda:
إِذَا أَوَى أَحَدُكُمْ إِلَى
فِرَاشِهِ فَلْيَنْفُضْ فِرَاشَهُ بِدَاخِلَةِ إِزَارِهِ فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي مَا
خَلَفَهُ عَلَيْهِ ثُمَّ يَقُولُ بِاسْمِكَ
رَبِّ وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِكَ أَرْفَعُهُ
إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَارْحَمْهَا وَإِنْ
أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ
عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ
“Apabila salah seorang dari kalian hendak menuju ke kasurnya (untuk tidur) maka
hendaklah dia mengibaskan kasurnya dengan bagian ujung kainnya, karena
sesungguhnya dia tidak tahu benda apa yang tertinggal di atasnya.
4. Di antara zikir sebelum tidur adalah bertasbih tiga puluh tiga kali,
bertahmid tiga puluh tiga kali, dan bertakbir tiga puluh empat kali, sehingga
jumlahnya menjadi genap seratus.
Dalilnya adalah hadits Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, bahwasanya
Rasulullah صلى الله عليه وسلم
berkata kepada Ali dan Fathimah radhiallahu ‘anhuma:
إِذَا أَخَذْتُمَا مَضَاجِعَكُمَا فَكَبِّرَا اللَّهَ أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ
وَاحْمَدَا ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَسَبِّحَا ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ
“Apabila kalian berada di pembaringan kalian, maka bertakbirlah kepada Allah
tiga puluh empat kali, bertahmidlah tiga puluh tiga kali, dan bertasbihlah tiga
puluh tiga kali.” [HR Al Bukhari (3113) dan Muslim (2727)]
5. Melakukan nafts (gerakan seperti meludah tapi tanpa mengeluarkan ludah atau
air liur)
pada kedua telapak tangan, lalu membaca surat Al Ikhlash, Al Falq, dan An Naas,
lalu mengusapkan kedua telapak tangan ke bagian-bagian tubuh yang mudah
dijangkau, seperti kepala, wajah, tangan, kaki, dan tubuh bagian depan lainnya.
Hal ini diulangi sebanyak tiga kali.
Dalilnya adalah hadits Aisyah radhiallahu ‘anha, dia berkata:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَوَى
إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ
كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا
فَقَرَأَ فِيهِمَا قُلْ هُوَ اللَّهُ
أَحَدٌ وَ قُلْ أَعُوذُ
بِرَبِّ الْفَلَقِ وَ قُلْ أَعُوذُ
بِرَبِّ النَّاسِ ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا
مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ
بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ
وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ
ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
“Bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم
apabila hendak berbaring di kasurnya setiap malam, mengapitkan kedua telapak
tangannya, kemudian melakukan nafts pada kedua telapak tangannya, kemudian
membaca padanya “qul huwallahu ahad”, “qul a’udzu birabbil falaq”, dan “qul
a’udzu birabbin naas”. Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangannya pada
jasadnya semampunya, dimulai dari kepala, lalu wajah, dan tubuh bagian depan.
Beliau melakukannya sebanyak tiga kali.” [HR Al Bukhari (5017)]
6. Di antara zikir sebelum tidur adalah ayat Kursi. Barangsiapa yang membacanya
sebelum tidur, maka dia akan dijaga oleh Allah dan tidak akan didekati oleh
syaithan sepanjang malam.
Dalilnya adalah hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu pada suatu kisah di mana
Syaithan memberitahukan sebuah cara kepada Abu Hurairah agar tidak diganggu
oleh syaithan ketika tidur.
إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ
آيَةَ الْكُرْسِيِّ {اللَّهُ لَا إِلَهَ
إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ}
حَتَّى تَخْتِمَ الْآيَةَ فَإِنَّكَ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ
مِنْ اللَّهِ حَافِظٌ وَلَا
يَقْرَبَنَّكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ
“Jika engkau hendak menuju ke kasurmu, maka bacalah ayat Kursi hingga selesai.
Sesungguhnya penjagaan Allah akan senantiasa ada pada dirimu dan engkau tidak
akan didekati syaithan sampai pagi.” Kemudian Rasulullah صلى الله عليه
وسلم membenarkan
perkataan Syaithan tersebut. [HR Al Bukhari (2311)]
7. Di antara zikir sebelum tidur adalah membaca dua ayat terakhir dari surat Al
Baqarah.
Dalilnya adalah hadits Abu Mas’ud radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi صلى الله عليه
وسلم bersabda:
مَنْ قَرَأَ بِالْآيَتَيْنِ مِنْ
آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِي
لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ
“Barangsiapa yang membaca dua ayat dari akhir surat Al Baqarah dalam satu
malam, maka itu telah mencukupi baginya.” [HR Al Bukhari (5009) dan Muslim
(808)]
Maksud dari kalimat “telah mencukupi baginya” adalah melindunginya dari
berbagai kejelekan dan hal-hal yang tidak disukai.
8. Jangan tidur dalam posisi bertelungkup.
Dalilnya adalah hadits Ya’isy bin Thakhfah bin Qais Al Ghifari dari ayahnya,
dia berkata:
فبينما أنا مضطجع في
المسجد من السحر على
بطني إذا رجل يحركني
برجله، فقال: إن هذه
ضجعة يبغضها الله. قال:
فنظرت فإذا رسول الله
صلى الله عليه وسلم
“Ketika aku sedang berbaring di atas perutku di mesjid di waktu sahur, tiba-tiba
ada seorang lelaki yang menggerakkanku dengan kakinya sambil berkata:
“Sesungguhnya ini adalah (posisi) berbaring yang dibenci Allah.” Lantas aku
melihat, ternyata Rasulullah صلى
الله عليه وسلم .” [HR Abu Daud (5040). Hadits shahih
lighairihi.]
Di dalam riwayat Ibnu Majah:
مالك ولهذا النوم، نومة
يكرهها الله أو يبغضها
الله
“Mengapa engkau tidur seperti ini, tidur yang tidak disukai atau dibenci oleh
Allah.” [HR Ibnu Majah (3723). Hadits shahih.]
9. Bersiwak ketika bangun tidur.
Dalilnya adalah hadits Hudzsifah radhiallahu ‘anhu, dia berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنْ
اللَّيْلِ يَشُوصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ
“Nabi صلى الله عليه وسلم
apabila bangun pada malam hari menggosok mulutnya dengan siwak.” [HR Al Bukhari
(245) dan Muslim (255)]
10. Ketika bangun tidur mengusap kedua mata dengan kedua tangan dan membaca doa
(lihat adab nomor dua). Boleh pula dilanjutkan dengan membaca sepuluh ayat
terakhir dari surat Ali ‘Imran.
Dalilnya adalah hadits Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma, dia berkata:
ثُمَّ اسْتَيْقَظَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَعَلَ يَمْسَحُ النَّوْمَ عَنْ وَجْهِهِ بِيَدَيْهِ
ثُمَّ قَرَأَ الْعَشْرَ الْآيَاتِ
الْخَوَاتِمَ مِنْ سُورَةِ آلِ
عِمْرَانَ
“Kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم
bangun, lalu mengusap (bekas pengaruh) tidur dari wajahnya (kedua mata), lalu
membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Ali ‘Imran.” [HR Al Bukhari (4571) dan
Muslim (763)]
Demikianlah beberapa adab, doa, dan zikir ketika akan tidur dan setelah bangun
dari tidur. Semoga bermanfaat bagi kita semua.AAMIIN
ua.AAMIIN