Bismillaahir Rahmaanir Rahiim.
"Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli." [HR. Abu Dawud dan Ahmad]
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sesungguhnya di dalam hati terdapat ruang kosong dan kekurangan yang tak dapat diisi oleh suatu pun kecuali Allah, terdapat sesuatu yang kusut yang tidak dapat diurai kecuali dengan pendekatan diri kepada Allah, terdapat penyakit yang tak dapat disembuhkan selain dengan sikap ikhlas dan beribadah hanya kepada-Nya.
Tidaklah seorang pun darj kita dihukum dengan sesuatu yang lebih berat dari kekerasan hati dan keterjauhan dari Allah.
Sungguh api itu diciptakan untuk melunakkan hati yang keras.
Sesungguhnya hati yang paling jauh dari Allah adalah hati yang keras, dan sebagaimana diketahui, bilamana hati telah mengeras, maka air mata sulit mengalir dan mata menjadi kering (tidak mudah menangis).
Ia terasa berat mengalirkan air mata baik di saat berdzikir, tidak merasa takut kepada Allah ataupun ketika tunduk bersimpuh di hadapan Allah.
Barangsiapa menghendaki hatinya bersih hendaklah ia lebih mementingkan Allah Ta’ala daripada memenuhi tuntutan syahwat duniawinya, sebab hati yang senantiasa berlumuran maksiat dan nafsu, akan terhalang dari cahaya Allah sesuai kadar keterkaitanya dengan syahwat tersebut.
Hati adalah bejana-bejana Allah di atas bumi-Nya, dan yang paling disukai-Nya adalah hati yang paling jernih dan lembut.
Sahabat Fillah yang dirahmati Allah SWT. .....
Betapa banyak telinga hati telah mendengar nasehat dan petuah, juga santapan ruhani dari para penasehat pagi dan petang, akan tetapi tidak juga ia mampu meresponnya bahkan kukuh dalamkekerasannya.
Ayat-ayat al-Qur’an yang sampai kepadanya hanya menambah kekerasan, keangkuhan dan kegersangannya, seakan pada pintunya dibentangkan pintu besi sehingga menghalangi kebenaran dan sejuknya DZIKIR yang sampai pada pemilik.
Dzikir menghidupkan hati
Laksana hujan yang menghidupkan bumi kering....
Dzikir, selamanya tiada berguna bagi hati-hati yang keras....
Apakah batu bisa melunak kala mendengar nasehat....?
Sebagian manusia mampu merinding ketika mendengarkan nasehat dan dapat terpengaruhi jiwanya saat menyimak peringatan, akan tetapi, hal itu hanya sesaat.
Perasaan itu sudah hilang ketika ia beranjak dari majlis nasehat dan waktu ia pergi dari mendengar peringatan itu.
Akhirnya, ia seakan sama sekali tidak pernah mendengar nasehat apapun, dan peringatan yang baru saja ia dengar sama sekali tidak meninggalkan atau membekaskan pengaruh dan kesan.
Bagi orang yang demikian tepatlah ucapan Malik Bin Dinar:
“Apabila fisik sakit, maka makanan, minuman dan bahkan sesungguhnya , istirahatnya pun tidak berguna.”
Begitu pula, jika hati yang telah mabuk dunia, nasehat apapun tiada berguna baginya. Ia tertipu dan terpedaya dengan kesehatan fisik dan limpahan harta benda yang
dimiliki.
Ia mengira dirinya dalam kondisi baik baik saja, tak ada masalah, baik baik dan bahkan tak ada sanksi yang menghadangnya.
Ia tidak mengetahui ketertipuan dan keterlenaannya, juga perubahan hatinya yang menjadi keras adalah, sebesar-besarnya bencana yang menimpanya, sedang ia tidak menyadari itu.
"Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan percaya kepada ucapannya maka dia telah mengkufuri apa yang diturunkan Allah kepada Muhammad Saw." [Abu Dawud]
Rasulullah Saw. bersabda:
"Jangan pula kamu mengagumi orang yang memperoleh harta dari yang haram. Sesungguhnya bila dia menafkahkannya atau bersedekah maka tidak akan diterima oleh Allah dan bila disimpan hartanya tidak akan berkah. Bila tersisa pun hartanya akan menjadi bekalnya di neraka." (HR. Abu Dawud)
"Tiada masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan." [HR. Muslim]
"Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegangan dengannya, yaitu Kitabullah (Al Qur’an) dan sunnah Rasulullah Saw." [HR. Muslim]
Ya Allah....
Jadikanlah aku orang yang banyak bersyukur kepada-Mu,
Banyak berdzikir kepada-Mu,
Banyak beribadah kepada-Mu,
Mentaati-Mu, amat tenang bersama-Mu,
Dan benar-benar kembali dan bertaubat kepada-Mu.....
Amin ya Robbal'alamiin.....
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
"Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli." [HR. Abu Dawud dan Ahmad]
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sesungguhnya di dalam hati terdapat ruang kosong dan kekurangan yang tak dapat diisi oleh suatu pun kecuali Allah, terdapat sesuatu yang kusut yang tidak dapat diurai kecuali dengan pendekatan diri kepada Allah, terdapat penyakit yang tak dapat disembuhkan selain dengan sikap ikhlas dan beribadah hanya kepada-Nya.
Tidaklah seorang pun darj kita dihukum dengan sesuatu yang lebih berat dari kekerasan hati dan keterjauhan dari Allah.
Sungguh api itu diciptakan untuk melunakkan hati yang keras.
Sesungguhnya hati yang paling jauh dari Allah adalah hati yang keras, dan sebagaimana diketahui, bilamana hati telah mengeras, maka air mata sulit mengalir dan mata menjadi kering (tidak mudah menangis).
Ia terasa berat mengalirkan air mata baik di saat berdzikir, tidak merasa takut kepada Allah ataupun ketika tunduk bersimpuh di hadapan Allah.
Barangsiapa menghendaki hatinya bersih hendaklah ia lebih mementingkan Allah Ta’ala daripada memenuhi tuntutan syahwat duniawinya, sebab hati yang senantiasa berlumuran maksiat dan nafsu, akan terhalang dari cahaya Allah sesuai kadar keterkaitanya dengan syahwat tersebut.
Hati adalah bejana-bejana Allah di atas bumi-Nya, dan yang paling disukai-Nya adalah hati yang paling jernih dan lembut.
Sahabat Fillah yang dirahmati Allah SWT. .....
Betapa banyak telinga hati telah mendengar nasehat dan petuah, juga santapan ruhani dari para penasehat pagi dan petang, akan tetapi tidak juga ia mampu meresponnya bahkan kukuh dalamkekerasannya.
Ayat-ayat al-Qur’an yang sampai kepadanya hanya menambah kekerasan, keangkuhan dan kegersangannya, seakan pada pintunya dibentangkan pintu besi sehingga menghalangi kebenaran dan sejuknya DZIKIR yang sampai pada pemilik.
Dzikir menghidupkan hati
Laksana hujan yang menghidupkan bumi kering....
Dzikir, selamanya tiada berguna bagi hati-hati yang keras....
Apakah batu bisa melunak kala mendengar nasehat....?
Sebagian manusia mampu merinding ketika mendengarkan nasehat dan dapat terpengaruhi jiwanya saat menyimak peringatan, akan tetapi, hal itu hanya sesaat.
Perasaan itu sudah hilang ketika ia beranjak dari majlis nasehat dan waktu ia pergi dari mendengar peringatan itu.
Akhirnya, ia seakan sama sekali tidak pernah mendengar nasehat apapun, dan peringatan yang baru saja ia dengar sama sekali tidak meninggalkan atau membekaskan pengaruh dan kesan.
Bagi orang yang demikian tepatlah ucapan Malik Bin Dinar:
“Apabila fisik sakit, maka makanan, minuman dan bahkan sesungguhnya , istirahatnya pun tidak berguna.”
Begitu pula, jika hati yang telah mabuk dunia, nasehat apapun tiada berguna baginya. Ia tertipu dan terpedaya dengan kesehatan fisik dan limpahan harta benda yang
dimiliki.
Ia mengira dirinya dalam kondisi baik baik saja, tak ada masalah, baik baik dan bahkan tak ada sanksi yang menghadangnya.
Ia tidak mengetahui ketertipuan dan keterlenaannya, juga perubahan hatinya yang menjadi keras adalah, sebesar-besarnya bencana yang menimpanya, sedang ia tidak menyadari itu.
"Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan percaya kepada ucapannya maka dia telah mengkufuri apa yang diturunkan Allah kepada Muhammad Saw." [Abu Dawud]
Rasulullah Saw. bersabda:
"Jangan pula kamu mengagumi orang yang memperoleh harta dari yang haram. Sesungguhnya bila dia menafkahkannya atau bersedekah maka tidak akan diterima oleh Allah dan bila disimpan hartanya tidak akan berkah. Bila tersisa pun hartanya akan menjadi bekalnya di neraka." (HR. Abu Dawud)
"Tiada masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan." [HR. Muslim]
"Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegangan dengannya, yaitu Kitabullah (Al Qur’an) dan sunnah Rasulullah Saw." [HR. Muslim]
Ya Allah....
Jadikanlah aku orang yang banyak bersyukur kepada-Mu,
Banyak berdzikir kepada-Mu,
Banyak beribadah kepada-Mu,
Mentaati-Mu, amat tenang bersama-Mu,
Dan benar-benar kembali dan bertaubat kepada-Mu.....
Amin ya Robbal'alamiin.....
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
BY. Cak J.O. Anak Betawi